MANDAU – Berkat kerja keras dan keseriusan melalui program dan kegiatan yang dilakukan pemerintah, termasuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis, saat ini di Kabupaten Bengkalis tidak ada lagi desa yang termasuk klasifikasi sangat tertinggal. Jika tahun 2016 jumlahnya masih 33 desa, maka sejak tahun 2017 sudah tidak ada lagi.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Yuhelmi menjelaskan itu saat acara penyerahan secara simbolis honorarium untuk Ketua RW, Ketua RT dan Kader Posyandu Kelurahan se-Kabupaten Bengkalis, Jum’at pagi, 25 Mei 2018.

Penyerahan honorarium untuk Ketua RW, Ketua RT dan Kader Posyandu dari 19 Kelurahan di 5 kecamatan tersebut (Mandau, Pinggir, Bukit Batu, Rupat dan Bengkalis) dilakukan Bupati Amril Mukminin di Gedung Bathin Betuah, Duri, Kecamatan Mandau.

Ditambahkan Yuhelmi, untuk desa tertinggal, jika di tahun 2016 jumlahnya 84, sekarang pada tahun 2017 masih tersisa 47 desa.

Sementara untuk desa dalam kategori berkembang, imbuhnya, meningkat sekitar 326,32 persen dari sebelumnya (2016) sebanyak 19 desa, menjadi 81 desa.

“Sedangkan untuk desa dengan kategori maju dan mandiri, jika di tahun 2016 tidak ada, pada tahun 2017 lalu terdapat 7 desa maju dan 1 desa mandiri. Satu-satunya desa mandiri tersebut adalah Selat Baru di Kecamatan Bantan,” jelasnya.

Dijelaskannya, pengelompokan ke-136 desa di kabupaten berjuluk Negeri Junjungan tersebut, bukan dilakukan Pemerintah Kabupaten Bengkalis.

“Tetapi berdasarkan IDM (Indeks Desa Membangun) dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT),” paparnya.

Masih menurut Yuhelmi, penetapan klasifikasi desa tersebut dilakukan dengan melihat indeks ketahanan sosial, ketahanan ekonomi dan ekologi (lingkungan).

Di bagian lain, meskipun belum merinci waktunya, Yuhelmi menjelaskan dalam waktu dekat akan ada penilaian RW, RT, serta Kapala Dusun Terbaik dan Posyandu. #DISKOMINFOTIK.